world war

Senin, 14 Maret 2011

Telur Asin Asap Elmata

Mulanya tak ada yang percaya telur asin asap buatan Dwi Mulyanti (43) bisa laku terjual. Dengan harga Rp 2.500 setahun lalu, tentu jauh di atas rata-rata telur asin yang hanya dijual di kisaran Rp 1.100 sampai Rp 1.300 per butirnya.
Namun hal itu tak membuat Dwi patah arang. Buktinya saat coba ditawarkan dan setelah mencoba kenikmatannya, konsumennya langsung jatuh cinta. Butuh satu bulan percobaan bagi Dwi dan suaminya Amos Kumaidi (38) untuk membuat telur asin asap yang punya cita rasa unik.
''Risiko pecahnya cukup tinggi antara 10-15 persen, makanya harganya lebih mahal. Tapi ternyata pasar menyukainya sehingga telur asin asap ini terus diproduksi,'' papar Dwi di rumahnya Jl Berlian I/D-272 Kelurahan Mangunharjo Tembalang, Semarang.
Awalnya Dwi hanya memproduksi sekitar 200 butir per minggu dan dijual keliling serta dititipkan di supermarket kecil. Namun kini produksinya bisa mencapai 2000 butir per minggu menembus pasar ritel yang cukup besar di sejumlah kota dengan modal antara Rp 20 juta sampai Rp 25 juta.
Sebut saja ADA Swalayan, Carrefour, dan toko-toko lainnya termasuk pusat oleh-oleh di Jl Pandanaran. Bahkan ia diminta untuk memasok di seluruh Carrefour yang ada, namun karena keterbatasan modal dan sumber daya, Dwi mengaku masih belum mampu. ''Kami sudah mulai mengirim ke Magelang juga Pekalongan, dan pekan depan Carrefour Jogja juga akan kami isi,'' tandasnya.
Bicara soal telur asin asap, pembuatannya serupa dengan membuat telur asin, yang membedakan hanyalah proses pengasapan untuk mengeluarkan tekstur kulit yang menarik, bau tak amis, serta aroma khas asap yang menggugah selera. Telur-telur bebek didapatkan dari Demak dengan frekuensi pengiriman seminggu dua kali sebanyak 2 ribu butir sekali kirimnya.
''Sebenarnya yang cocok untuk mengasap hanya kayu petai cina, batok kelapa, dan sekam. Dua yang pertama sulit sekali mencarinya, makanya kita pakai sekam,'' ujar Amos yang sebelumnya menekuni usaha sol sepatu. Sekali pengasapan butuh satu karung sekam yang dibelinya di tempat penggilingan padi di Sendangmulyo. Bahkan kini untuk mendapatkan sekam pun juga harus bersaing dengan para penjual tanaman.
Sebuah oven setinggi 1,8 meter buatan sendiri berkapasitas 600 butir dipakai untuk mengasap telur. Bahkan tak lama lagi, bantuan dua oven dari Disnakertrans Kota Semarang masing-masing berkapasitas 1000 butir ditambah dengan kompor dan peralatan lainnya, akan membantu melancarkan pesanan yang mengalir deras. ''Saya bercita-cita membuat sebuah sentra dan koperasi telur dan sudah ada 15 yang dilatih untuk membuat telur asin asap ini,'' pungkasnya.

pemesanan hub:02476745250
pemesanan luar kota    min:500 butir
                 dalam kota min:-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar